Pemanfaatan TI untuk Pembelajaran

I. PENDAHULUAN

Globalisasi sebagai dampak dari revolusi teknologi informasi dan komunikasi mengakibatkan perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang paling cepat dirasakan adalah perubahan ekonomi dan pengetahuan. Perubahan dalam bidang ekonomi, globalisasi telah melahirkan tatanan ekonomi baru, ekonomi abad 21, ekonomi global. AFTA 2003, AFLA 2004, APEC 2010, NAFTA dan WTO merupakan kerjasama regional bidang ekonomi sebagai bentuk nyata dari ekonomi global. Menurut pakar manajemen Peter F. Drucker, yang dikutif H.A.R Tilaar, perubahan pengetahuan akibat globalisasi telah melahirkan Knowledge Society. Dalam masyarakat tersebut peran ilmu pengetahuan sangat menonjol, bukan hanya menjadi salah satu sumber ekonomi bersama-sama dengan tenaga kerja, modal dan tanah, tetapi telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi (H.A.R. Tilaar:2000). Perubahan ekonomi dan pengetahuan sebagai akibat globalisasi telah melahirkan sistim ekonomi baru, yaitu Ekonomi Berbasis Ilmu Pengetahuan (Knowledge Based Economy).

Ekonomi berbasis ilmu pengetahuan menuntut perubahan dari para pelaku ekonomi. Lapangan pekerjaan terbesar pada era ekonomi baru ini diberikan kepada tenaga kerja dengan kualitas tertentu, meminjam istilah Peter F. Drucker disebut Employee, yaitu tenaga kerja yang tidak hanya memiliki keterampilan tinggi juga memerlukan pengetahuan formal yang tinggi dan terutama sekali kemampuan tinggi untuk belajar dan memperoleh pengetahuan tambahan (Jalaluddin Rakhmat : 1997). Secara terperinci seorang Employee memiliki ciri-ciri berikut :

1. memiliki keterampilan tinggi ;

2. kreativitas tinggi ;

3. pengetahuan formal tinggi ;

4. memiliki kemampuan belajar terus-menerus ;

5. menguasai bahasa digital (teknologi informasi) ;

6. mampu berkomunikasi secara transnasional.

Perubahan tatanan ekonomi dunia di ASEAN disikapi dengan perjanjian kerjasama regional AFTA (ASEAN Free Trade Area) untuk bidang perdagangan yang berlaku tahun 2003 dan AFLA (ASEAN Free Labour Area) untuk bidang tenaga kerja mulai tahun 2004. Dengan kerjasama ini arus perdagangan dan tenaga kerja di ASEAN tidak lagi dibatasi untuk negara-negara anggota. Ini berarti peluang kerja dan pasar semakin luas namun persaingan akan semakin ketat. Pasar yang terbuka memungkinkan volume eksport dan arus investasi kapital meningkat. Begitu pula dengan lapangan kerja tidak lagi dibatasi wilayah negara sehingga kesempatan untuk mendapat pekerjaan lebih besar. Namun kondisi sebaliknya akan terjadi jika tidak memiliki keunggulan komperatif, baik dalam produksi maupun sumberdaya manusia. Kekalahan dalam kualitas produksi dan sumber daya manusia akan mengakibatkan kebangkrutan serta ledakan pengangguran dalam negeri. Oleh karena itu untuk dapat bersaing dalam AFTA dan AFLA dibutuhkan sumber daya manusia berkualitas.

Sumber daya manusia berkualitas hanya dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan. Kondisi ini disadari betul oleh negara tetangga dengan membenahi pendidikan di negara mereka. Singapura sudah lama mengembangkan SDM-nya untuk menjadi Knowledge Employee. Tahun 1997, Singapura dalam rencana induk pendidikannya menganggarkan $1,5 milliar untuk menerapkan Teknologi Informasi pada sistem persekolahannya, bidang yang sangat dibutuhkan untuk membentuk Knowledge Employee. Tahun 2002, di sekolah-sekolah Singapura terdapat satu komputer yang tersambung denganinternet untuk dua anak (Dryden & Voss:1999). Pendidikan Malasyia mempunyai Wawasan 2000. Filipina dan Thailand telah menata pendidikannya dan mereka memiliki tradisi yang kuat di pasar kerja internasional (Jalaluddin Rakhmat : 1997).

Sementara negara-negara tetangga sudah berkemas untuk memasuki “masyarakat employee”, pendidikan di Indonesia masih berkutat dengan permasalahan rendahnya mutu pendidikan dalam komparasi internasional. Data yang dikeluarkan United Nations Development Programme (UNDP) yang berjudul “Human Development Report”, kualitas sumber daya manusia kita yang ditunjukan dengan Human Development Index (HDI) sangat memprihatinkan dan terus melorot. Tahun 1996 dari 174 negara posisi Indonesia pada urutan 102, pada tahun 1999 menjadi 105 dan pada tahun 2000 diurutan 109. Hasil kajian dari IAEA (International Associations for The Evaluation of Educational Achieavement) di kawasan Asia Timur Bank Dunia melaporkan rendahnya kualitas pendidikan kita, seperti yang dikutip dalam laporan terakhir Naskah Akademik Undang-undang Pendidikan Nasional, oleh Komite Reformasi Pendidikan, yaitu :

· Dalam keterampilan membaca, murid kelas 4 SD menempati tempat paling rendah dengan skor tes 51,7.

· Hasil studi The Third International Mathematics and Science Study, pada tahun 1999, memaparkan bahwa dari 38 negara peserta, prestasi siswa kelas 2 SMP Indonesia dalam pelajran IPA berada dirutan ke-32, dan urutan ke- 34 untuk pelajaran Matematika.

Asia Week pada edisi 3 April 1999 pada halaman 60-65 melaporkan hasil survey ranking perguruan tinggi di kawasan Asia Indonesia hanya menempatkan ITB pada urutan 15. Demikian juga dengan daya saing kita, seperti yang dilaporkan The Word Economic Forum, daya saing kita dari tahun ketahun terus menurun. Tahun 1994, kiota menduduki ranking ke-31 dari 41 negara. Tahun 1995 turun menjadi ururtan 33 dari 48 negara. Tahun 1996 turun lagi menjadi ururtan 41 dari 46 negara.

Melihat kondisi nyata kualitas pendidikan kita saat ini sulit rasanya untuk bersaing dalam percaturan ekonomi global. Tenaga kerja kita akan terlindas oleh tenaga kerja negara-negara lain yang saat ini lebih baik kondisinya. Apa yang terjadi di negara-negara Timur Tengah saat ini, dimana pekerja-pekerja kita menempati posisi-posisi pembantu, sopir, kuli bangunan, sementara untuk front office, kasir, perawat, komputer diisi pekerja-pekerja India, Filipina, Singapura, Thailand. Tidak mustahil dimasa yang akan datang kondisi ini akan terjadi di negara kita sendiri.

Untuk bersaing dalam ekonomi berbasis ilmu pengetahuan seorang atau masyarakat harus memiliki ‘modal intelektual’, menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan sarana utama dalam integrasi global. Modal intelektual seorang atau masyarakat hanya dapat dibentuk melalui pendidikan dan pelatihan berkualitas. Oleh karena itu harus ada perubahan besar pada sistem pendidikan nasional kita. Pendidikan harus mampu melahirkan knowledge employee dan membangun knowledge employee society.

Untuk mendorong lahirnya masyarakat employee, pendidikan harus menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang mampu :

1. menumbuhkan kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan global;

2. menumbuhkan kesadaran bahwa belajar merupakan kegiatan yang harus dilakukan sepanjang hayat;

3. mendorong lahirnya pribadi kreatif;

4. mendorong lahirnya pribadi mandiri;

5. mendorong tumbuhnya budaya berfikir kritis ;

6. mendorong tumbuhnya pribadi yang shaleh ritual dan shaleh sosial.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan

Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video. (William & Sawyer :2003). Pada pengertian di atas terdapat dua komponen utama dalam teknologi informasi, yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer. Sedangkan teknologi komunikasi adalah teknologi yang berhubungan ddengan komunikasi jarak jauk.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Internet sebagai anak kandung dari teknologi informasi menyimpan informasi tentang segala hal yang tak terbatas, yang dapat digali untuk kepentingan pengembangan pendidikan. Dengan internet belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Pemanfaatan teknologi informasi untuk pendidikan secara garis besar meliputi :

    1. Manajemen Sistem Informasi (SIM);
    2. e-learning;
    3. Media pembelajaran;
    4. Life skill.

a. Teknologi Informasi untuk Manajemen Sistem Informasi Pendidikan.

SIM adalah sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung bukan hanya operasi tetapi juga mendukung proses-proses manajemen. SIM yang baik sangat membantu dalam efisiensi waktu dan materi transaksi-transaksi organisasi serta mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan. Pemanfaatan teknologi informasi untuk menjalankan sistem informasi memungkinkan aliran informasi berjalan dengan cepat dan akurat. Database online yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan sekolah memudahkan terjadinya pertukaran informasi dan data dengan cepat, yang berarti efisiensi dalam segala hal.

Sistem informasi akademik dengan data base online di sekolah sangat membantu orangtua untuk mendapat informasi perkembangan anaknya setiap saat. Data base online memberi kemudahan-kemudahan informasi bagi siswa, orangtua maupun masyarakat. Web interaktif sekolah memudahkan komunikasi antara sekolah dengan masyarakat pelanggan. Visi, misi dan profil sekolah dengan mudah dapat diketahui oleh masyarakat awam, yang berdampak dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap sekolah. Web akademik memberikan kemudahan kepada siswa, guru, karyawan, orangtua, dan masyarakat, seperti kemajuan akademik siswa, perkembangan harian, kewajiban administratif, pendaftarn siswa baru, dan lain-lain.

b. E-learning

E-learning merupakan bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. (Purbo : 2002) Melalui e-learning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Belajar mandiri berbasis kreativitas siswa yang dilakukan melalui e-learning mendorong siswa untuk melakukan analisa dan sintesa pengetahuan, menggali, mengolah dan memanfaatkan informasi, menghasilkan tulisan, informasi dan pengetahuan sendiri. Siswa dirangsang untuk melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan.

e-Learning dilakukan melalui jaringan internet, sehingga sumber belajar bukan hanya guru tetapi siapa saja yang di berbagai belahan bumi. Fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk belajar melalui e-Learning diantaranya : e-book, e-library, interaksi dengan pakar, emaill, mailling list, News group, Worl Wide Web (www.) dan lain-lain. Situs-situs yang menyediakan e-learning beberapa diantaranya : Pendidikan.net, fisika.net, fisikasmu.net, untuk fisika, cascadeimei untuk matematika, ilmu komputer, plasa.com, pintar media.com dan banyak lagi,

Penyelenggaraan e-Learning dapat dilakukan oleh berbagai pihak. Sekolah diharapkan mampu untuk menyelenggarakan e-Learning sendiri. Secara sederhana e-Learning dapat dilaksanakan oleh guru dengan membuat situs sendiri atau situs sekolah yang dilink dengan situs-situs yang berkaitan dengan pelajarannya. Situs guru/sekolah dapat diisi dengan materi pelajaran yang dapat divisualisasikan, tugas-tugas dan evaluasi.

c. Teknologi Informasi untuk Media Pembelajaran.

Untuk hasil yang optimal pembelajaran harus menyenangkan dan merangsang imajinasi serta kreativitas siswa. Penggunaan multi metoda dan multi media sangat membantu untuk mingkatkan hasil belajar. Penemuan mutakhir tentang teori pendidikan seperti Teori Kecedasan Berganda yang dikembangkan oleh Howard Gardner, Teori Kecerdasan Emosi yang dikembangkan oleh Daniel Colleman, Quantum Learning, dan lain-lain menuntut penggunaan multi metoda dan multi media untuk mengoptimalkan hasil belajar.

Perkawinan teknologi informasi dengan teknologi audio visual mengahasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Pembelajaran berbasis multi media (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara dan video) dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian. Siswa dapat mempelajari materi pelajaran tertentu secara mandiri dengan komputer yang dilengkapi program multi media. Dipasaran banyak beredar software-software edutainment yang memadukan pendidikan dengan hiburan. Gurupun dapat membuat sendiri materi-materi pelajaran dengan menggunakan multi media. Beberapa program yang sering dipakai dalam pembelajaran berbasis multi media dan tidak terlalu sulit mempelajarinya : Power Point, Macromedia Director, Macromedia Flash, Maple, Mathcad, Net School Suport dan Hot Potatoes.

d. Teknologi Informasi untuk Pendidikan Life Skill

Teknologi informasi dengan komputer sebagai jantungnya telah memasuki berbagai aspek kehidupan. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan komputer. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan menggunakan komputer terbuka luas. Keterampilan menggunakan komputer merupakan salah satu kecakapan hidup yang sangat dibutuhkan untuk bersaing dalam sistim ekonomi berbasis ilmu pengetahuan.

Pendidikan teknologi informasi mengandung kecakapan hidup yang dapat dikembangkan baik specific life skill maupun general life skill. Kecakapan dalam mengoperasikan komputer, menggunakan berbagai program baik aplikasi maupun bahasa pemograman merupakan kecakapan hidup yang bersifat spesifik vocational. Sementara keterampilan menggali informasi internet pada internet, mengolah dan memanfaatkannya merupakan general life skill.

Pemanfaatan Teknologi Informasi Sebagai Media Pembelajaran

Hakikat dari proses belajar mengajar adalah proses komunikasi yaitu penyampaian informasi dari sumber informasi melalui media tertentu kepada penerima informasi. Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor kegagalan pembelajaran adalah adanya berbagai jenis hambatan dalan proses komunikasi antara siswa dan guru. Berbagai hambatan ini dapat berupa hambatan fisiologis, psikologis, kultural dan lingkungan (khoe, 2000 : 117). Keempat jenis hambatan itu, baik yang berasal dari guru maupun siswa, membuat komunikasi belajar mengajar tidak berjalan secara efektif dan efisien.

Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan media pembelajaran, termasuk diantaranya teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan internet dalam e-learning maupun penggunaan komputer sebagai media interaktif. Diharapkan dengan pemanfaatan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian siswa sedemikan rupa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi.

Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara siswa dalam memproses informasi yang bersifat unik. Sebagian lebih mudah memproses informasi visual, sebain lain lebih mudah kalau ada suara (auditorial), dan sebagian lain akan memahami dengan mudah atau lebih baik jika melakukannya dengan sentuhan/praktek (kinestetik). (Bobbi DePorter&Mike Hernacki : 1992). Efektifitas belajar sangat dipengaruhi gaya belajar dan bagaimana cara belajar belajar. Bobbi DePorter (1999) mengatakan 10% informasi diserap dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat,50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Bersesuian dengan hal-hal tersebut di atas komputer memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai media karena terkait dengan atau adanya kemampuan yang terkait dengan (1) video, (2) audio, (3) teks, (4) grafik dan (5) animasi seperti yang dikemukan para peneliti di atas.

A. Komputer sebagai Sarana Interaktif

Guru, siswa dan media merupakan tiga komponen terkait yang dapat menciptakan kondisi efektif tidaknya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian ketiganya sangat menentuk keberhasilan belajar siswa (Depdiknas, 2003). Ketiganya saling berinteraksi dan efektifitas interaksinya dikendalikan oleh guru. Interaksi dapat terjadi antar siswa dalam memahami dan memecahkan masalah serta interaksi antara siswa dan media yang memuat bahan ajar untuk meningkatkan aktivitas mental siswa dalam belajar, dan gurulah yang berperan untuk mengkondisikan lingkungannya agar siswa mampu belajar.

Komputer sebagai sarana interaktif merupakan salah satu bentuk pembelajaran terprogram yang dilandasi Hukum Akibat. Dalam Hukum Akibat asumsi utama yang diyakini ialah : Tingkah laku yang diikuti rasa senang besar kemungkinan untuk dilakukan atau diulang dibandingkan tingkah laku yang tidak disenangi (Harto Pramono, 1996).

B. Pemanfaatan Komputer dalam Pembelajaran

Pemanfaatan komputer dalam pembelajaran dapat berfungsi sebagai tutor, tool dan tutee. (Taylor dalam Tamir, 1986).

  1. Komputer sebagai Tool (alat)

Dalam aplikasinya sebagai tool komputer biasa digunakan untuk :

    1. kalkulasi biasa
    2. Menyajikan informasi yang dapat diulang-ulang sesuai keperluan dan kecepatan respon siswa
    3. Menggambar dan membuat grafik
    4. Alat bantu mengajar, seperti demonstrasi pelajaran
    5. Penyimpanan data yang dapat ‘dibuka’ untuk pengajaran’pemecahan masalah’
    6. Simulasi dan permainan

  1. Komputer sebagai Tutor

Sebagai tutor komputer digunakan antara lain untuk menampilkan, menjelaskan konsep dan ide. Dalam hal ini siswa berinteraksi dengan komputer yang prosesnya dsebagai berikut :

    1. komputer menampilkan suatu informasi
    2. siswa menjawab pertanyaan atau masalah yang sesuai dengan informasi yang diberikan;
    3. komputer menevaluasi jawaban siswa;
    4. komputer menentukan apakah yang harus diperbuat siswa selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pada jawaban tersebut.

Dalam aplikasi sebagai tutor komputer dapat digunakan untuk kepentingan :

a. Latihan sekaligus membeikan balikan bagi siswa

b. Mereview pencapaian belajar

c. Menyelenggarakan pembelajaran remedial tentang pengetahuan dasar

d. Melaksanakan tes, baik pilihan ganda maupun yang lain, yang hasilnya segera diketahui siswa

e. Pekerjaan rumah

f. Dialog instruksional

  1. Komputer sebagai Tutee

Komputer sebagai tutee digunakan oleh pengguna untuk :

a. Mengajar komputer

b. Mempelajari hal-hal yang terkait dengan komputer

C. Langkah-langkah Penyusunan Program Pembelajaran Berbantuan Komputer

Pembelajaran dengan menggunakan komputer sebagai media merupakan bentuk pembelajaran terprogram, sehingga pengembangan pelu dilakukan dengan hati-hati, terencana dengan baik dan berdasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran. Langkah-langkah untuk mengembangkan program pembelajaran berbantuan komputer adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Awal

Kegiatan perencanaan awal meliputi, pertama mengidentifikasi tujuan, kebutuhan, dan masalah yang muncul dalam pembelajaran

Kedua, analisis karakteristik siswa yang akan menggunakan dan belajar materi yang akan dikembangkan.

Ketiga, pertimbangan mengenai strategi pembelajaran

2. Menyiapkan Materi

Untuk menyiapkan materi guru harus memperhatikan :

(1) Menguasai materi dan Metodologi pengajaran

(2) Menguasai prosedure pengembangan media

(3) Menguasai teknik pemograman komputer

(4) Mengetahui keterbatasan komputer

3. Mendesain Paket Program Pembelajaran

Yang perlu diperhatikan dalam mendesain paket program pembelajaran adalah untuk memperkenalkan materi baru, untuk melengkapi atau menguatkan pelajaran yang telah berlangsung dengan media lain.

4. Menvalidasi Paket Program Pembelajaran

Memvalidasi paket program adalah membuktikan secara validitasnya empiris melalui uji lapangan terhadap paket program yang dikembangkan. Paket program harus diuji cobakan dengan memilih sampel yang representatif.

Program pembelajaran perlu memperhatikan :

(1) Kebenaran bahan ajar

(2) Ketepatan antara program dengan populasi pengguna

(3) Kesederhanaan program

(4) Efisiensi penggunaannya

(5) Reliabilitas

Penutup

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Ekonomi dunia menuntut perubahan sistem pendidikan nasional secara revolusioner. Hal ini dibutuhkan untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, manusia yang memiliki modal intelektual yang mampu bersaing dalam percaturan ekonomi global.

Untuk menghasilakan sumber daya manusia berkualitas yang harus dilakukan dengan memperbaiki kondisi pendidikan. Tanpa pendidikan berkualitas kecil kemungkinan menghasilkan lulusan berkualitas.

Daftar Pustaka

  1. Gordon Dryden & Dr. Jeannnette Vos. 1999. Revolusi Cara Belajar. Kaifa. Jakarta
  2. Bobby DePorter. 1999. Quantum Learning. Kaifa. Jakarta
  3. _____________. 1999. Quantum Teaching. Kaifa. Jakarta
  4. Hari Suderajat.DR. 2003. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Cipta Cekas Grafika. Bandung
  5. Suprayekti, M.Pd. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Dpdiknas. Jakarta
  6. Jalaludin Rakhmat,DR. 1997. AFTA Mengancam Pendidikan Kita. Rosda Remaja Karya. Bangung
  7. Abduk Kadir & Terra CH. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi. Andi Offset. Yogyakarta
  8. Zamroni. DR. 2001. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Bigraf Publishing. Yogyakarta.
  9. Onno W. Purbo, DR. 2002. Teknologi e-Learning. Elex Media Komputindo. Jakarta.
  10. Budi Sutejo Dharma, S.Kom. 2002. e-Educationn. Andi Offset. Yogyakarta.
  11. Jurnal Teknodik. No. 10/VI/Teknodik/Okoteober/2002. Pustekkom DepdiknasS.
  12. S. Nasution, DR. Prof. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Bumi Aksara.Jakarta.

Komentar

Jagad-Kahiyangan mengatakan…
Pak Entis, salah-ketik-nya kok nggak diberesin?

Postingan populer dari blog ini

Workshop Lesson Study MGMP Matematika SMA Kota Tangerang :

Periodisasi Jabatan Kepala Sekolah dan Peningkatan Mutu Pendidikan